September Ceria

Sambil mengumpulkan bahan paper yang berantakan, akibat kebiadaban perampok yang tak berperikemanusiaan itu, saya mulai susun lagi tugas akhir
Jadwal ketemu dosen pembimbing hari Rabu seperti biasa jam 10 pagi.
Bersyukur saya mendapat Dosen pembimbing yang sabar ini.
Prof. Dr. Ir. Soeharjo Msc. adalah seorang guru besar dibidang ilmu Ekonomi Pertanian. Selain pintar beliau sangat disipin dan wawasannya yang luas.
Saya dibimbing oleh beliau bersama satu teman laki-laki namanya Esti Wiseto.
Setiap menghadap, kami harus menunjukkan buku khusus diberi nama Buku Kemajuan Tugas Akhir,. Isi buku tersebut adalah apa yang ditugaskan oleh beliau, sehubungan dengan koreksi atas naskah paper yang kami tulis.
Dengan begitu kemajuan penulisan akan termonitor dan tidak akan terjadi pengulangan masalah yang nggak perlu.
Pernah suatu kali kami terlambat menghadap, beliau mengatakan dengan suatu sindiran yang halus,...
"kalau nggak punya weker atau jam yang bisa bunyi dirumah... pelihara saja seekor ayam jago. Setiap pagi subuh dia pasti akan berkokok dan akan membangunkan kita....."
Duh malunya...kami berdua cuma bisa nyengir aja, dan dalam hati mengakui salah dan seharusnya memang setuju..begitu.
Awalnya saya ingin menulis dalam paper itu, suatu analisa, kapan atau pada umur berapa, anak ayam broiler itu pada titik optimum menguntungkan ketika dijual. Parameternya adalah Feed Conversion (FC), lama pemeliharaan, harga pakan dan harga jual ayam saat analisa.
Atau intinya, pada umur berapa atau pada berat berapa ayam sebaiknya dijual agar keuntungan optimum.
Dasar pemikiran saya adalah:
Bahan baku yang paling banyak dibutuhkan adalah Pakan 60-70%
Feed Conversion untuk strain dan lingkungan tertentu rata-rata 2.0, artinya setiap 1 kg berat ayam membutuhkan 2 kg pakan. Jika lebih dari 2.0 tidak efisien artinya ada pemborosan. Angka pada FC ini akan menjadi pembanding.
Pada saat tertentu, berat ayam tidak akan bertambah secara signikan walaupun makanan tetap diberikan.
Hal ini bisa menyebabkan kerugian yang disebabkan terlambat dalam menjual.
Sementara itu untuk ayam yang terlalu berat sulit pemasaranya alias kurang laku.
Analisanya menggunakan regresi linier
Saya sampaikan ini, karena saya menguasai data-data untuk analisa itu dan bisa saya dapatkan di tempat saya bekerja.
Dengan sabar beliau mengatakan
"Kedengarannya itu ide cukup bagus, masalahnya analisa pustakanya mestinya lintas disiplin ilmu, berkaitan dengan fakultas peternakan, saya fikir ini cocok untuk master anda nanti"
Saya pikir lebih baik nurut beliau saja, tidak usah terlalu ambisius, yang pada akhirnya akan merepotkan diri sendiri dan orang lain.
Akhirnya disepakati materi yang harus saya susun adalah Analisa struktur Biaya antara Farm Menengah-Besar dengan  Peternakan Kecil.
Hasil analisa ini kelak akan menjadi bahan penyusunan kebijakan, bagaimana suatu peternakan dengan pola peternakan yang dikelola oleh rakyat dalam skala kecil dapat dikembangkan  sedangkan bahan baku dan pemasaran dilakukan oleh perusahaan besar.
Setelah mengalami berpuluh kali perbaikan dan revisi, akhirnya hari itu beliau membubuhkan koreksi terakhir dan mengatakan,
"Buatlah ringkasannya (paper), saya tanda tangani dulu  dan serahkan ke panitya seminar"
Sudah beres..? belum...
Sebulan kemudian  dalam suatu forum terbuka, seminar tentang paper saya dilaksanakan.
Bertempat aula Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, dihadiri oleh rekan-rekan mahasiswa tingkat akhir, beberapa dosen  dan panitia seminar.
Pada hari yang sama, ada dua lagi mahasiswa dengan materi lain, maju seminar, berarti hari itu ada tiga mahasiswa yang deg-degan termasuk saya.
Tiba giliran saya presentasi, lancar..kemudian sanggahan-sanggahan datang bertubi-tubi.
Mereka bertanya dengan gaya khas  mahasiswanya, berapi-api dan berusaha mementahkan masalah
Satu demi satu pertanyaan dan sanggahan saya jawab dengan emosi terkendali, saya masih bisa mengontrol situasi, karena saya berhari-hari, bertahun-tahun, memang menggeluti dunia yang saya presentasikan itu, sehingga teory dan logikanya saya dapat.
Akhirnya seminar  berjalan lancar, aman  dan terkendali.. he he he
Selesai seminar, satu langkah lagi menuju gelar sarjana. Ujian Skripsi
Pengujinya adalah Prof. Dr. Ir. Soeharjo MSc, beserta dua orang Dosen yang lain.
Pertanyaannya tidaklah sekeras waktu seminar dulu, kali ini lebih dititik beratkan pada integritas seorang calon sarjana, antara lain:
Benarkah saya sendiri yang menyusun skripsi ini?
Apa hubungan antara materi kuliah yang saya dapat dengan studi kasus ini?
Apakah saya mengerti dan fahami apa yang saya tulis itu?
Apakah tahu konsekwensinya jika tulisan ini salah?
Apakah benar tulisan ini bukan plagiat atau menjiplak paper orang lain?
Apakah referensi atau pustakanya cukup mendukung terori yang saya paparkan? Buktikan!!!
Dimana, kapan dan berapa lama saya melakukan penelitian ini? jangan-jangan fiktif...
Dan bermacam-macam pertanyaan lain-lainnya
Hampir dua jam sudah saya diuji, para guru besar yang terhormat itupun sudah melipat buku, suatu tanda ujian ini segera berakhir.
Prof Soeharjo berdiri menyalami saya mengucapkan selamat, diiringi kedua guru besar yang lainnya.
Ujian selesai dan saya dinyatakan lulus menjadi SARJANA, alhamdulillah hirobbil allamin..
Keluar dari ruang ujian, suasana sepi tumben.
Sambil menenteng buku catatan, saya berjalan mendekati kolam kecil dipojok kiri di halaman tengah menuju pintu keluar mau pulang.
Tiba2 ada benda menyentuh punggung saya, terasa keras kemudian meleleh... wah telor ayam busuk lagi.. he he. he
Nggak lama kemudian banyak temen-temen pada datang berbondong-bondong. Ada yang datang persis dari pintu depan, beberapa dari sayap kiri dan nggak sedikit yang tadi sembunyi dibalik ruang dosen.  Lima orang megangi saya, diangkat dan diceburin ke kolam...horeee.suasana jadi meriah seperti ada karnaval....
Saya nggak bisa dan nggak boleh marah, memang itu tradisi kami, barang siapa selesai ujian skripsi, tidak ada ampun langsung ceburin ke kolam dan dilempari apa saja yang ada pada mereka, telor busuk, bedak atau tepung, lumpur pokoknya segala macam yang bikin orang mukanya jadi jelek belepotan.  ha ha ha
Begitu bahan yang akan dilempar habis, nah hayo... giliran saya mendekati mereka... ha ha ha
Mereka kabur berlarian menghindar.. cewek2nya pada menjerit.... ketakutan kalau saya dekap, biar ketularan bau busuk he he he

Dengan menggunakan mesin ketik pinjaman, saya merapikan skripsi saya. bahkan untuk mendapatkan hasil yang bagus, saya upahkan ke tukang ketik profesional, agar hasilnya lebih yahud.
Skripsi yang sudah diketik rapi oleh ahlinya, saya copy beberapa exemplar dan dijilid sekaligus untuk dibagikan ke Jurusan Agribisnis, Departemen Sosek, Fakultas Pertanian dan IPB serta untuk temen tertentu sebagai kenang-kenangan dan koleksi pribadi.
Tinggallah kami menunggu saat wisuda di bulan September itu. Karenanya kami memberikan nama pada saat itu, dengan sebutan  SEPTEMBER CERIA

Bapak dan Ibuk datang ke Ciawi dalam rangka menghadiri acara Pelantikan Sarjana.
Acara Pelantikan dilaksanakan di gedung olahraga IPB Darmaga Bogor.
Ada rasa haru dan bangga saya lihat di wajah kedua orang tua saya itu.
Bagaimanapun kebahagian ini saya persembahkan kepada bapak dan ibuk tercinta.
Lagi-lagi dalam suasana bahagia itu, sekelebat wajah MdM melintas diingatan saya, betapa tajam matanya, senyum manisnya dan tentu jempolnya itu yang membuat saya rindu.
Hampir sebulan bapak dan ibuk berada di Ciawi, sempat saya ajak jalan-jalan ke Jakarta, Ancol dan Taman Mini  sebelum pulang ke Wonorejo.

Sayup-sayup lagu Vina Panduwinata.....menambah syahdunya suasana
September ceria... September ceria...
untuk kita bersama....

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

RINGKASAN TULISAN

Kisah dalam Blog ini saya mulai dari saat kecil saya. Peristiwa yang tidak bisa saya lupakan adalah hujan abu, ketika gunung agung di Bali meletus, ini membuat desa saya selama 3 hari 3 malam serasa malam, karena gelap terus sepanjang hari. Peristiwa G-30-S PKI adalah peristiwa berikutnya yg pernah saya alami dan terasa miris dan memilukan.

Sekolah SMP saya letaknya disebelah barat lapangan besaran. Luasnya hampir dua kali lapangan sepak bola. Di sebelah barat lapangan itu ada bangunan tua, bekas rumah atau kantor pejabat pemerintah Hindia belanda. Disana bangunan SMP saya itu berada.

Siswi baru itu ternyata pindahan dari sekolah lain. Sopan dalam bicara, santun dalam bersikap. Putih bersih kulitnya. Teman saya memberi julukan si Mutiara dari Masamba. Di bagian ini saya curahkan betapa cinta itu memberi energi yang luar biasa.

Dibagian cerita ini, saya merasakan begitu bahagia. Masa SMA adalah masa terindah. Agaknya saya berbeda dengan yang lain, karena di saat ini biasanya cinta itu tumbuh. Namun saya merasakan keberhasilan yang lain selain cinta. Bagi saya, cinta itu masih melekat dari masa sebelum ini.

Jatuh dan bangun dalam kehidupan saya rasakan disini. Sampai saya punya pendangan bahwa kebanggaan saya bukan karena tidak pernah gagal, tapi kebanggaan saya adalah bagaimana bisa bangkit setiap kali jatuh.

Adalah tulisan Prof. Andi Hakim Nasution, intinya menceriterakan bahwa di IPB ternyata tidak sedikit anak yang gak mampu dalam segi biaya seperti saya. Tulisan ini dikutip dari Majalah TEMPO 24 Januari 1976.

Adalah kumpulan kata mutiara cinta, ada sekitar 105 pasal. Anda dapat menambahkan kata mutiara cinta milik anda disini, kalau pengin lihat hasilnya Klik disini.

Blogger Template by Blogcrowds